Perkembangan sensorik dan motorik anak sangat bergantung pada usia mereka sebelum 2 tahun, di mana masa ini merupakan golden period (masa emas) untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam dirinya.
Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) adalah hal yang sebaiknya dilakukan para orang tua untuk mengetahui sikap, mental, dan perasaaan anak. Kemampuan anak memang biasanya dibawa sejak lahir, namun seiring berjalannya waktu anak akan terus belajar dan memiliki pengalaman baru.
Ada 3 jenis cara deteksi dini tumbuh kembang anak yang bisa dilakukan.
- Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Metode tumbuh kembang anak ini dilakukan untuk mengetahui apakah anak dalam kondisi kurang gizi atau tidak. Parameter yang digunakan adalah mengukur berat badan, tinggi badan, dan mengukur lingkar kepala anak (LKA).
- Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan anak. Apakah anak memiliki keterlambatan bicara, gangguan daya ingat, dan sulit mendengar? Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan cara skrining atau menggunakan kuesioner yang akan diberikan oleh dokter spesialis anak.
- Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak mengalami masalah mental, seperti autisme, sulit konsentasi, dan hiperaktif. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuesioner deteksi dini autis pada anak untuk umur 18-36 bulan, deteksi dini gangguan pemusatan perhatian, dan deteksi dini hiperaktif.
Dilansir dari website Direktorat Kesehatan Keluarga - Kementerian Kesehatan, pada tahun 2007 Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk menyusun kegiatan SDIDTK yang dilakukan bertahap yakni:
- Usia balita 0 - 24 bulan dilakukan 3 bulan sekali.
- Usia balita 24 - 72 bulan dilakukan 6 bulan sekali.
Stimulasi yang teratur diberikan kepada anak akan membuatnya lebih cepat berkembang dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan stimulasi khusus. Stimulasi yang diberikan adalah bentuk program dari pemerintah, yaitu SDIDTK (Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak) yang akan diberikan pada anak usia 0 hingga 6 tahun untuk bisa memaksimalkan perkembangannya dengan optimal.
Baca juga: 3 Tips Menjaga Kesehatan Bagi Calon Mama Tanpa Merepotkan!
Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Secara umum, ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Faktor Genetik / Keturunan
Berdasarkan riset dari First Cry Parenting, orang tua dapat menurunkan gen ke anak termasuk ciri fisik, kecerdasan/ bakat, hingga kondisi penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
2. Lingkungan
Lingkungan eksternal berperan penting dalam membentuk karakter dan juga perkembangan psikologis anak. Mulai dari lingkungan sekolah, tempat tingga, teman bermain, hingga pengasuh anak. Mereka yang cenderung memberikan dampak negatif, akan membuat anak menjadi kurang bisa bergaul dengan teman-teman sebayanya.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin anak menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan anak ketika mulai pubertas. Secara fisik, anak laki-laki akan tumbuh lebih tinggi dan kuat dibandingkan anak perempuan.
Baca juga: 5 Persiapan Ibu Menuju ASI Berlimpah
4. Hobi
Aktivitas anak juga menjadi salah satu indikator yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak laki-laki cenderung menyukai olahraga, sedangkan anak perempuan lebih cenderung menyukai boneka, menggambar, dsb. Namun, anak laki-laki dan perempuan juga bisa melakukan keduanya.
Dengan melakukan kegiatan tersebut, hal ini bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan sensor motorik, sensorik, hingga kepekaan terhadap teman lainnya.
5. Hormon
Hormon memiliki pengaruh dalam tubuh karena setiap anak laki-laki dan perempuan memiliki hormon yang berbeda. Anak laki-laki memiliki hormon testosteron yang umumnya mempengaruhi ciri fisik tubuh, pembentukan massa otot, hingga rasa tertarik dengan lawan jenis. Sementara, anak perempuan memiliki hormon estrogen yang berfungsi untuk membentuk sistem reproduksi.
6. Nutrisi
Tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan. Pola makan seimbang yang kaya vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak.
7. Status Sosial Ekonomi
Status sosial dapat menentukan kualitas kemampuan anak. Hal ini dikarenakan anak yang tercukupi berbagai kebutuhannya, dapat belajar banyak hal baru. Namun, bukan berarti yang kekurangan tidak akan berkembang. Hanya saja anak yang berasal dari keluarga berkecukupan bisa lebih unggul, jika mereka tidak memiliki masalah keterbelakangan mental.
8. Tingkat Polusi
Polusi dalam ruangan atau polusi dari kondisi perumahan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Nah, setelah Realfoodfam mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini, pastikan agar anak mendapatkan pemberdayaan dan nutrisi yang tepat. Program 12 Hari Stay Fit dapat dikonsumsi oleh anak usia dini, remaja, hingga dewasa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Realfood Stay Fit dapat membantu menjaga daya tahan tubuh si kecil dengan menghambat virus influenza.
Artikel lainnya terkait “kesehatan anak”